Langsung ke konten utama

Short Trip Ke Pulau Pahawang Lampung Naik Mobil Pribadi


Punya teman kuliah yang berdomisili di Lampung menjadi salah satu alasan utama saya dan teman-teman untuk memutuskan berlibur kesana. Ditambah lagi beberapa tahun terakhir ini mulai terdengar beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi seperti Pulau Pahawang dan Teluk Kiluan. Bulan April 2018 kemarin, kami memilih Pulau Pahawang untuk berlibur dengan budget Rp 700.000 per orangnya.

Part 1 – Naik Mobil Avanza
8 Person in 1 Car ^_^
Liburan kali ini semuanya benar-benar dadakan. Bahkan H-5 jam sebelum keberangkatan, saya dan teman-teman baru menentukan akan naik kendaraan apa. Ya, kami pergi berlibur ke Lampung dengan menggunakan mobil pribadi. Banyak sekali pertimbangan kenapa kami pada akhirnya memutuskan untuk bawa mobil sendiri. Salah satunya yaitu sudah pasti akan lebih fleksibel dan setelah dihitung-hitung memang akan lebih murah daripada naik kendaraan umum. Sebenarnya sempat terpikir untuk memakai jasa travel agar tidak usah pusing, tapi kami lagi-lagi berpikir kalau naik travel tidak akan se fleksibel dengan membawa kendaraan pribadi.
Kami pergi ke Lampung ber 8, dengan 1 orang sudah standby disana. Kami pergi jam 11 malam dari Jakarta menggunakan mobil Avanza, jadi bisa dibayangkan seberapa packed nya isi di dalam mobil. Benar-benar penuh tapi seru! Saya sendiri kebagian duduk pada baris kedua, dan sejujurnya saya kasihan sama 3 teman yang duduk di belakang karena pasti kerasa encoknya! Hahaha. Untuk patungan bayar bensin, tol, dan tiket penyebrangan kapal PP, kami mengumpulkan Rp 200.000 per orang. Bensin yang diperlukan mobil avanza PP Jakarta – Lampung selama 3 hari 2 Malam hanya Rp 500.000, itupun sisa banyak. Dan untuk tol sekali jalan dari Jakarta ke Lampung kurang lebih sebesar Rp 50.000.

Part 2 – Pelabuhan Merak
Kapal Penyebrangan Dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakaheuni
Sekitar pukul 1 dini hari kami sampai di Pelabuhan Merak. Jujur saja ini kali pertama saya naik kapal dari pelabuhan ini. Kami pergi bulan April dimana itu tidak sedang musim liburan, jadi keadaan pelabuhan memang tidak terlalu ramai. Tanpa menunggu lama mobil kami sudah masuk ke dalam kapal. Per mobil dikenakan biaya sekitar Rp 374.000. Di dalam kapal kami memilih untuk turun dari mobil dan meng-explore isi kapal. Niat awalnya kepinging coba tidur di kasur-kasur bunk bed yang disediakan pihak kapal, tapi ternyata sudah keburu penuh. Jadi kami hanya duduk – duduk di area VIP (pakai ac), dimana berselang 1 jam kemudian yang cewe-cewe memutuskan untuk tidur di mobil dan yang cowo bersantai-santai di deck kapal. Kurang lebih setelah 2,5 jam perjalanan, kapal kami tiba di Pelabuhan Bakaheuni, Lampung. Dari sana kami masih menempuh perjalanan kurang lebih 2-3 jam dengan kecepatan mobil yang tinggi sebelum sampai di pusat Kota Lampung.

Part 3 – Menuju Pulau Pahawang
Kapal Kayu Yang Kami Sewa
Jam 6 pagi kami tiba di pusat Kota Lampung dan bertemu dengan 1 teman yang memang tinggal disana. Pada pagi itu kami sarapan bubur, saya lupa nama nya apa tapi buburnya cukup terkenal karena sangat ramai. Setelah sarapan kami langsung pergi ke dermaga untuk bersegera ke Pulau Pahawang. Ohiya, pada awalnya kami memang ingin ke Teluk Kiluan agar bisa melihat lumba-lumba, tetapi karena waktu yang tersisa sangat singkat yaitu 2 hari 1 malam, pada akhirnya kami menyingkirkan ego dan memilih Pulau Pahawang sebagai destinasi kami di Lampung.
Setelah melakukan nego dengan pihak pemilik kapal untuk menyebrang di dermaga, kami akhirnya deal yaitu dengan Rp 2.700.000 untuk 9 orang. Kami bisa menyewa kapal untuk 2 hari penuh, dapat penginapan (non ac), dan dapat makan 3 kali. Dipikir-pikir segitu cukup murah, karena per orang hanya kena Rp 300.000 saja.

Part 4 – Island Hoping
Pemandangan di Sekitar Laut
Rilex! Ya, itu kata-kata pertama di benak saya ketika menyebrang dari dermaga ke pulau. Walaupun kami naik kapal kayu yang cukup berisik, tetapi pemandangan di sekitar kami sangatlah membuat tenang. Bila kalian pernah ke Pulau Seribu, perjalanan ke Pulau Pahawang ini menurut saya cukup beda, karena terdapat bukit-bukit di seitar laut. Saya suka sekali melihatnya, very fresh!

Snorkeling
Destinasi pertama kami di sana yaitu Pulau Pahawang itu sendiri. Di sana, kami menyimpan tas di homestay dan bersiap untuk island hoping. Menurut saya pulaunya cukup nyaman karena kita dapat peginapan yang persis depan laut walaupun cukup di luar ekspetasi karena sedikit jorok dan kipas nya hanya ada 1 hehe.
Setelah bersiap, kami langsung naik ke kapal dan mulai menjelajahi pulau-pulau sekitar dan snorkeling. Matahari yang panas tidak menghalangi kami untuk nyebur ke laut. Jujur saja memang tidak salah menjadikan pulau ini sebagai destinasi liburan, karena masih banyak ikan dan karang yang bisa dilihat. Bahkan menurut saya dibandingkan dengan Pulau Seribu, untuk penampakan bawah laut masih lebih bagus Pulau Pahawang ini. Beberapa kali kami melihat ubur-ubur lewat (memang katanya sedang musim ubur-ubur). Tangan saya pun sempat disentuh ubur-ubur. Selain berenang, kami juga sempat bersantai di atas kapal sambil jajan di warung mengapung. Kami beli pop mie di tengah laut seharga Rp 10.000 per cup nya. Yummy!

Part 5 – Sunset di Pulau Pasir Timbul
Suasana Tempat Makan di Penginapan
Hari semakin sore, kami memutuskan untuk kembali ke penginapan untuk bersih-bersih dan makan. Makanan yang ditawarkan dari homestay cukup enak seperti ayam, ikan, sayur asem, tempe, tahu, dan sambal.

Pulau Pasir Timbul Saat Siang Hari
Ketika sudah mendekati waktu sunset, kami semua sepakat untuk ke Pulau Pasir Timbul, karena kata pemandu kami disana bagus untuk melihat matahari terbenam. Jadi Pasir Timbul ini merupakan pulau dimana kalau siang hari kita bisa berjalan di atas pasir dan kalau malam hari pasir akan hilang karena air pasang.

Sunset di Pulau Pasir Timbul
Perlahan matahari mulai hilang, waaaw memang bagus sih, setidaknya ini bukan pemandangan umum yang bisa kami dapatkan di kota. Kami menghabiskan hampir sejam di tempat ini. Dari pasirnya masih ada, sampai sudah jadi air semua. Ketawa-ketawa dan mendengarkan musik bersama, what could be better than this? Hehe.

Pulau Pasir Timbul Saat Malam Hari
Tidak terasa langit benar-benar sudah gelap gulita. Kamipun memutuskan untuk kembali ke penginapan untuk makan seafood dan beristirahat. Tentunya melewati laut di tengah gelapnya malam, banyak bintang!

Part 6 – Beli Oleh-Oleh
Pantai Pulau Pahawang
Melewati malam di penginapan persis pinggir pantai tanpa AC memang membuat tidur kurang nyenyak karena kebetulan kami gampang banget keringetan, ditambah ada gangguan serangga-serangga yang sepertinya bukan nyamuk. Tapi karena kami melewati bersama dengan penuh bercandaan, jadi hal-hal menyebalkan seperti itu tidak terlalu terasa.

Minum Kelapa di Pantai Sebelum Pulang
Di hari terakhir ini kami kembali island hoping tapi tanpa snorkeling. Mengunjungi pulau-pulau yang belum sempat kami kunjungi dan minum kelapa sambil foto-foto. Setelah puas dengan Pulau Pahawang, kami kembali ke kota Lampung dan menyempatkan beli oleh-oleh makanan di Toko Aneka Sari Rasa. Saya sarankan jangan lupa beli stick keju yang ada lambang Craft nya, enaknya dijamin bikin nagih! Hehe. Ohiya, kami juga tidak lupa mampir makan Bakso Sony, karena katanya tempat ini terkenal banget dan sayang bila dilewatkan.

Part 7 – Goodbye, Lampung!
Kulit Sudah Gosong Saatnya Pulang :D
Jam sudah menunjukan jam 4 sore, posisi kami duduk di mobil juga sudah balik lagi seperti awal. Ya, kami cukup buru-buru pulang karena besoknya kami mau ngantor. Untuk perjalanan pulang sama saja seperti perjalanan berangkat. Sama hebohnya dan sama serunya. Bedanya di kapal kami dapat tempat yang bisa selonjoran, tentunya dengan menambah biaya sebesar Rp 10.000 per orangnya. Walaupun sempat terkena macet 1 jam di Tol Tangerang, alhamdulilah jam 12 malam kita sampai dengan selamat di Jakarta.

Suasana di Ruang VIP Kapal Penyebrangan
Overall, pengalaman liburan kali ini walaupun sangat singkat tetapi juga sangat menyenangkan. Kantung kamipun tidak bolong karena untuk keseruan road trip singkat bersama teman seperti ini hanya dengan Rp 700.000 saja. Ah rasanya tidak sabar untuk liburan yang lainnya. Sebaiknya sekarang belajar dan kerja yang rajin dulu. Ya kan?


xoxo,
Tamara Gunoto

Komentar

  1. mw tanya dermaga dari lampung ke pahawangnya itu dimana , kurang jelas ?

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Mobil diparkir di Dermaga yaaaa, disana ada lahan untuk parkir mobil :)

      Hapus
  3. Balasan
    1. Mobil diparkir di Dermaga yaaaa, disana ada lahan untuk parkir mobil :)

      Hapus
  4. Aman gal mobio nya.mas di pakir di tinggal beberapa hari mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. kebetulan kemarin hanya semalam aja dan aman karena emang ada lahan parkir + ada orang sekitar yang jagain

      Hapus
  5. Kak nanya donk.. kl kt cm ber4 apakah ada sewa kapal yg ga harus 1 kapal?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Piknik di Gunung Pancar Sentul

Dari beberapa tahun lalu, saya suka banget beli-beli printilan untuk piknik. Mulai dari yang gak penting kaya sendok garpu yang bisa diberdiriin, sampe barang yang memang penting seperti berbagai jenis tiker. Akhirnya, di tahun 2020 barang-barang tersebut terpakai juga karena akhirnya saya piknik beneran! Eits, piknik saya kali ini bukan hanya sekedar piknik yang gelar tiker lalu makan nasi padang di taman loh ya! Hehehe. Kalau itu sih udah sering apalagi di Ancol hahaha. Piknik kali ini berbeda karena saya piknik di Hutan Pinus Gunung Pancar, Sentul.   Btw saya juga bikin mini video tentang piknik kali ini. Scroll kebawah untuk lihat videonya ya! :)   Perjalanan Jakarta – Gunung Pancar Anggota piknik kali ini adalah saya, my verrry kind hearted boyfriend HEHE, dan adik saya yang masih kelas 5 SD. Kita bertiga berangkat dari Jakarta sekitar jam setengah 8 pagi. Emang sengaja pengen pagi, karena memang ingin punya waktu banyak + berharap tidak kena macet. Seperti b...

Pengalaman Pertama Naik Gunung Gede Pangrango

The Summit Of Mount Gede Pada awal bulan April kemarin, dari kampusku mengadakan naik ke Gunung Gede Pangrango dalam rangka operasi bersih untuk memperingati Hari Bumi. Aku tau infonya dari temenku, karena penasraan, aku memutuskan buat ikut, kebeneran Iky mau ikut juga jadi yaaaa jadi! haha. Semua berjalan begitu cepat. Dari kami mendaftar sampai hari H cuman berjarak sekitar dua minggu. Sekitar satu minggu sebelom keberangkatan, kami mengumpulkan barang-barang yang dibutuhkan serta menyusunnya bersama ke dalam tas carrier di Sekertariat Aranyacala Trisakti. So happy walaupun tasku isinya penuh tapi kerasa beratnya gak berat-berat banget hohoho. Sunrise di Pos Gunung Putri Hari H pun tiba. Kita berangkat dari kampus sekitar jam 3 sore naik bus kampus. Tujuan utama kita adalah ke Cipanas tepatnya ke Pos Gunung Putri karena emang kita rencana mau naik dari sana, bukan dari Cibodas. Mungkin karna besoknya hari libur, perjalanan terasa lama karena super macet di daerah ...